Perawatan Murai Batu Mabung

Ciri-Ciri dan Perawatan Murai Batu Mabung Secara Lengkap

Posted on

Duniaburung.id – Ciri-Ciri dan Perawatan Murai Batu Mabung Secara Lengkap. Merawat burung murai batu saat mengalami masa mabung adalah tugas yang memerlukan perhatian dan pengetahuan khusus. Mabung adalah proses alami bagi burung untuk mengganti bulu-bulunya, dan pada saat inilah mereka sangat rentan terhadap berbagai masalah kesehatan.

Dalam artikel ini, kami akan memberikan panduan lengkap mengenai Perawatan Murai Batu Mabung, termasuk tips-tips berguna, langkah-langkah pencegahan, serta bagaimana memberikan dukungan terbaik bagi burung kesayangan Anda selama masa mabung.

Pada tahap ini, kita akan membahas secara rinci mengenai perawatan murai batu saat mengalami masa mabung. Bagaimana kita bisa memberikan dukungan terbaik dan membuat proses mabung berjalan dengan lancar?

Proses Mabung atau Moulting Adalah

Proses mabung atau molting adalah kondisi alami dan merupakan bagian dari siklus tahunan pada semua jenis burung dan unggas.

Mabung adalah saat di mana bulu-bulu lama digantikan dengan bulu baru. Selama proses mabung, burung cenderung lebih diam dan tidak bersuara seperti biasanya. Mereka juga makan dan minum lebih banyak dari biasanya. Hal ini terjadi karena burung memerlukan lebih banyak energi untuk mendukung pertumbuhan bulu baru.

Perawatan selama masa mabung sangat penting untuk diperhatikan. Lebih baik jika kita memahami apa itu mabung sebelumnya.

Mabung adalah proses di mana burung secara berkala melepaskan bulu-bulu tua. Umumnya, proses mabung yang normal terjadi sekali dalam setahun, tetapi beberapa jenis burung bisa mengalami mabung 2 atau 3 kali dalam setahun.

Sementara itu, ngurak adalah istilah untuk bulu burung yang tumbuh secara tidak beraturan dan ditandai dengan ketontokan pada bulu-bulu halus.

Ambrol adalah kondisi di mana burung mengalami kerontokan bulu sekitar 75 hingga 95% pada tubuhnya secara langsung.

Sedangkan istilah nyulam digunakan untuk kondisi di mana bulu-bulu yang rontok pada tubuh burung tidak rontok secara keseluruhan, melainkan langsung digantikan dengan bulu-bulu baru.

Beberapa jenis burung, seperti burung keluarga cucak-cucakan, jarang mengalami proses mabung, ngurak, atau ambrol. Umumnya, jenis burung cucak-cucakan hanya mengalami masa nyulam.

Kapan Murai Batu Mabung Pertama?

Murai Batu adalah salah satu jenis burung kicau yang populer di kalangan penghobi burung. Salah satu fase penting dalam pertumbuhannya adalah proses mabung atau pergantian bulu.

  1. Waktu Mabung Pertama
    Mabung pertama biasanya terjadi saat Murai Batu berusia sekitar 9 bulan. Fase ini juga dikenal dengan istilah molting atau fase pergantian bulu.
  2. Perbedaan Mabung Berdasarkan Asal Usul
    Murai Batu yang berasal dari ternak umumnya memiliki durasi mabung yang lebih pendek dibandingkan dengan Murai Batu yang ditangkap dari alam liar. Hal ini mungkin disebabkan oleh perbedaan lingkungan serta pola asuh yang mereka terima.
  3. Siklus Mabung Berikutnya
    Setelah mabung pertama di usia 9 bulan, Murai Batu biasanya akan mengalami mabung berikutnya di usia 15 bulan. Walaupun demikian, siklus mabung ini bisa berubah, tergantung dari berbagai faktor. Mungkin bisa maju atau mundur. Setelah itu, mabung berikutnya mungkin akan terjadi saat burung berusia 27 bulan. Ada jeda yang lebih panjang setelah mabung kedua.
  4. Ketika Mabung Terhenti
    Proses mabung bisa terganggu atau bahkan terhenti jika Murai Batu mengalami stres. Jika hal ini terjadi, tentu saja akan memperpanjang durasi mabung. Selain itu, burung mungkin akan menjadi kurang aktif dan tidak mau berkicau.
  5. Penanganan Mabung Macet
    Jika Anda mendapati Murai Batu Anda mengalami mabung yang macet atau terhenti, hal pertama yang perlu dilakukan adalah mencari tahu penyebab stresnya dan mengatasinya. Pastikan lingkungan sekitar burung tenang dan jangan sering mengganggunya. Memberi nutrisi dan vitamin tambahan juga bisa membantu mempercepat proses mabung.

Ciri-Ciri Murai Batu Saat Mabung

Mabung adalah proses alami pergantian bulu pada burung, termasuk Murai Batu. Selama proses mabung, Murai Batu akan mengalami beberapa perubahan fisik dan perilaku yang khas. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai ciri-ciri Murai Batu saat mabung:

  1. Bulu Berwarna Kusam
    Salah satu tanda paling umum dari mabung adalah perubahan warna bulu Murai Batu menjadi lebih kusam. Bulu yang awalnya berwarna cerah dan berkilau akan tampak pudar. Ini mengandalkan bahwa bulu-bulu lama mulai lepas dan akan digantikan oleh bulu baru.
  2. Bulu Ekor Pecah-Pecah
    Bulu ekor Murai Batu akan tampak seperti sisir dengan ruang-ruang kosong di antara bulu-bulu ekor. Hal ini disebabkan oleh beberapa helai bulu ekor yang telah rontok, sementara bulu-bulu baru belum tumbuh sepenuhnya.
  3. Kurang Aktif Berkicau
    Selama mabung, energi Murai Batu lebih banyak dialokasikan untuk proses pergantian bulu. Akibatnya, burung menjadi lebih pendiam dan jarang berkicau.
  4. Kurang Maksimal Saat Ditrek
    Jika Kalian memelihara Murai Batu untuk lomba, Kalian mungkin akan menyadari bahwa performanya menurun saat mabung. Burung akan lebih enggan untuk beraksi dan berkicau saat ditrek atau dilombakan.
  5. Bulu Rontok
    Mungkin Kalian akan menemukan bulu-bulu Murai Batu rontok di sekitar kandang. Rontoknya bulu secara alami sehelai dua helai adalah hal yang normal selama fase mabung.
  6. Bulu Halus Berjatuhan
    Selain bulu-bulu besar, bulu-bulu halus atau down feathers juga akan banyak rontok. Bulu-bulu halus ini memiliki fungsi sebagai isolator panas, dan pergantian bulu halus ini juga bagian dari proses mabung.

Mengenali ciri-ciri mabung pada Murai Batu sangat penting bagi pemilik burung. Dengan memahami tanda-tanda ini, Kalian dapat memberikan perawatan ekstra selama proses mabung dan memastikan burung Kalian tetap sehat dan bahagia. Selama mabung, hindari stres berlebih pada burung dan berikan nutrisi tambahan agar proses mabung berjalan dengan lancar.

Perawatan Murai Batu Mabung

Performa burung kicau menurun di masa tertentu, menyebabkan kecemasan bagi pemiliknya. Burung murai batu yang biasanya aktif berkicau, tiba-tiba menjadi lebih tenang dan jarang bersuara.

Mabung adalah proses alami yang dialami oleh burung, di mana bulu-bulu tuanya rontok dan digantikan dengan bulu yang baru. Umumnya, mabung terjadi sekali setahun. Namun, dalam beberapa kasus, mabung bisa terjadi lebih sering, sehingga pertumbuhan bulu tidak merata.

Bagi burung murai batu, proses mabung ini terasa tidak nyaman, bahkan menyakitkan, sehingga menyebabkan stres pada burung tersebut. Oleh karena itu, pemelihara burung murai batu, khususnya yang baru dalam hal ini, perlu memahami cara merawatnya selama masa mabung. Berikut adalah beberapa cara Perawatan Murai Batu Mabung :

1. Memindahkan Lokasi Kandang

Ketika burung murai batu memasuki masa mabung, tentunya akan mengalami stres, oleh karena itu para pemula harus memindahkan lokasi kandang burung murai. Lokasi yang paling sesuai untuk burung murai dalam masa mabung ini adalah yang sepi. Paling tidak, lokasi baru kandang burung murai batu harus terhindar dari lingkungan perkampungan.

Lokasi baru kandang haruslah sepi dan tenang. Burung murai batu yang sedang mabung memiliki tingkat stres yang tinggi. Oleh karena itu, jika ditempatkan di tempat yang ramai, bising, padat, dan sering dilalui orang, burung tersebut bisa mati.

2. Menghentikan Mandi dan Menjemur Burung

Para pemula sebaiknya menghindari kegiatan memandikan burung ketika murai batu sedang mengalami masa mabung.

Memandikan burung ketika bulu burung sedang berguguran dapat menyebabkan penurunan performa burung. Jika burung murai batu ingin memiliki suara yang merdu setelah masa mabung, sebaiknya hindari kegiatan memandikan burung. Memandikan burung bisa menyebabkan stres, penyakit, dan bahkan berakibat fatal dengan kematian.

Karena masa mabung menyebabkan bulu burung rontok dengan cepat, ada cara merawat murai batu yang tepat selama masa ini, yaitu dengan menjemur burung dalam durasi yang lebih lama dari biasanya.

Jika biasanya burung dijemur selama sekitar satu setengah jam, maka durasinya dapat ditambah menjadi dua jam atau bahkan dua setengah jam.

3. Memberi Pakan Tambahan dan Vitamin

Burung kicau tentu memerlukan makanan tambahan agar lebih aktif berkicau. Saat memberi makanan tambahan selama masa mabung, sebaiknya berikan dalam jumlah yang sedikit. Para pemula juga dapat mengurangi jumlah makanan tambahan, misalnya memberi satu ekor jangkrik saja daripada lima ekor seperti biasanya.

Pemberian pakan tambahan berupa jangkrik ini sebaiknya dibiarkan selama dua sampai tiga hari. Jangkrik yang dibiarkan akan memberikan gizi yang baik bagi burung kicau. Selain memberikan pakan tambahan, penting juga untuk memberikan vitamin sekitar enam tetes pada tempat minum burung.

Jangan lupa memberikan makanan saat burung sedang mengalami masa mabung. Jika Anda harus pergi selama masa mabung, lebih baik titipkan burung pada dokter hewan yang menyediakan layanan penitipan. Lalai dalam memberi makan saat burung sedang mabung dapat menyebabkan burung menjadi lemah.

4. Membersihkan Sarang

Tempat bersarang murai batu selama masa mabung harus dibersihkan setidaknya tiga kali dalam satu hari. Hal ini bertujuan untuk menjaga kandang burung tetap bersih dan higienis, serta mencegah penyakit yang dapat menyerang burung murai batu. Namun, tidak hanya membersihkan sarang saja, para pemula juga harus memastikan burung mendapatkan istirahat yang cukup.

Terdapat anggapan yang salah bahwa bulu burung akan cepat rontok jika burung tetap berada di dalam sangkar yang kotor. Padahal, sangkar yang kotor dan lembab merupakan sumber penyakit karena jamur dan bakteri dapat berkembang dengan cepat di dalamnya. Di sisi lain, kondisi burung saat mabung membuatnya lebih lemah dan rentan terserang penyakit.

5. Menangani Burung Ketika Bulu Baru Tumbuh

Burung murai batu yang sedang tumbuh bulu baru perlu penanganan yang tepat, yaitu dengan menjemur burung selama sekitar 10 sampai 15 menit. Proses penjemuran ini sebaiknya dilakukan setelah burung dimandikan pada pagi hari. Pada beberapa hari berikutnya, durasi penjemuran dapat ditambah, dan pemberian pakan tambahan serta vitamin bisa kembali seperti biasanya.

Para pemula tidak perlu khawatir ketika burung murai batu memasuki masa mabung. Setelah mengetahui cara merawat burung murai batu selama masa mabung seperti di atas, para pemula tentu ingin mengetahui cara mengembalikan performa burung murai batu setelah masa mabung berakhir.

Cara Memilih Pakan Murai Mabung

Merawat Murai yang sedang mabung memerlukan ketelitian khusus untuk memastikan burung tetap dalam kondisi prima dan mabungnya berjalan dengan cepat. Memberikan makanan yang sesuai adalah kunci utama untuk memelihara kesehatan murai batu dan mempercepat fase mabungnya.

Setelah memahami Perawatan Murai Batu Mabung, nah berikut ada beberapa tips perawatan Murai yang sedang mabung dengan pemberian makanan yang tepat :

1. Pilih Pakan Berkualitas

Pastikan Kalian memilih pakan yang berkualitas dan sesuai untuk Murai agar nutrisinya sesuai dengan kebutuhannya. Jaga agar pakan yang diberikan bebas dari kotoran atau debu. Selalu hindari memberikan pakan yang sudah kadaluarsa atau berjamur.

2. Menambahkan Vitamin

Saat masa mabung, Murai membutuhkan pakan dengan kandungan protein tinggi. Pilihlah pakan yang mengandung banyak protein seperti voer, jangkrik, atau kroto. Kalian juga bisa memberikan kutu air yang sudah diolah atau berbagai macam sayuran dan buah-buahan yang mengandung serat dan vitamin.

3. Memberikan Pakan Tepat Waktu

Memberikan pakan tepat pada waktunya sangat penting dalam merawat Murai yang sedang mabung. Pada masa mabung, Murai cenderung lebih banyak berada di dalam sangkar, sehingga pemberian pakan perlu diatur. Berikan pakan dua kali sehari namun dalam porsi kecil agar Murai tetap bersemangat untuk mencari makan.

Penutup

Sebagai penggemar burung berkicau, khususnya Murai Batu, memahami dan memberikan perawatan yang tepat saat masa mabung adalah kunci keberhasilan dalam menjaga kesehatan dan performa burung kesayangan. Setiap detail perawatan Murai Batu mabung menggambarkan betapa besar komitmen dan cinta kita kepada mereka.

Selalu edukasi diri dan berbagi informasi dengan sesama penghobi untuk menghasilkan Murai Batu yang sehat, ceria, dan berkualitas. Mari kita jaga keberlanjutan hobi ini dengan pemahaman dan perawatan yang benar.

Itu saja uraian secara lengkap dari duniaburung.id mengenai Perawatan Murai Batu Mabung. Semoga bermanfaat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *