Duniaburung.id – Ciri-Ciri Murai Batu Stress : Penyebab dan Cara Mengatasi. Temukan langkah-langkah yang efektif untuk menjaga kesejahteraan burung peliharaan Kalian. Dapatkan tips praktis untuk mengurangi stres pada murai batu Kalian.
Murai batu adalah burung yang populer di Indonesia karena suara merdunya yang memikat hati. Namun, seperti halnya makhluk hidup lainnya, murai batu juga dapat mengalami stres. Stres pada murai batu dapat berdampak negatif pada kesehatan dan kualitas hidupnya.
Oleh karena itu, penting bagi para pemilik burung untuk mengetahui ciri-ciri murai batu yang mengalami stres, penyebabnya, dan cara mengatasi stres tersebut.
Artikel ini akan memberikan panduan komprehensif mengenai ciri-ciri murai batu stress, penyebabnya, serta langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengatasinya.
Burung Murai Batu
Burung Murai Batu (Copsychus malabaricus) adalah salah satu spesies burung penyanyi mirip burung jalak, yang berasal dari keluarga Muscicapidae atau burung cacing dan termasuk dalam genus Copsychus. Burung ini juga sering dikenal dengan nama lain, yaitu Kucica Hutan.
Habitat Murai Batu dapat ditemukan di hutan lebat atau hutan sekunder yang tersebar di berbagai wilayah seperti India, Sri Lanka, Cina, dan Asia Tenggara. Di Indonesia, Murai Batu dapat dijumpai di berbagai pulau, termasuk Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
Burung Murai Batu dikenal sebagai spesies burung yang teritorial dan sangat gigih dalam mempertahankan wilayahnya. Para penggemar burung kicau sering menyebut bahwa Murai Batu dari Indonesia adalah yang terbaik dibandingkan dengan jenis Murai lainnya. Hal ini ditunjukkan dengan suara yang unik dan memiliki ciri khas, yang tidak dimiliki oleh burung impor sebagaimana disebutkan sebelumnya.
Ciri-Ciri Murai Batu Stress
Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, ada banyak Ciri-Ciri Murai Batu Stress. Nah, berikut ini adalah beberapa gejalanya :
1. Tidak Mau Makan
Jika murai Kalian tiba-tiba tidak mau makan, itu mungkin disebabkan oleh tingkat stres yang dialami burung tersebut. Biasanya, meskipun tidak menyukai jenis pakan yang diberikan, murai masih akan mau makan makanan berupa serangga seperti jangkrik atau kroto.
Namun, jika murai benar-benar tidak mau makan jangkrik atau jenis pakan lainnya, itu menKaliankan bahwa burung tersebut sedang mengalami tingkat stres yang cukup tinggi.
Jika Kalian mengalami gejala ini, segeralah mencari tahu penyebab mengapa murai batu Kalian tidak mau berkicau dan makan. Burung dapat mati jika mereka sama sekali tidak mau makan.
2. Macet Bunyi
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, murai yang stres juga cenderung mengalami kesulitan dalam berkicau. Meskipun ada alasan lain mengapa murai batu tidak mau berkicau, penyebab paling umum adalah stres karena rangsangan berlebih.
Dengan merawat murai batu yang mengalami rangsangan berlebihan, Kalian dapat menghilangkan stres pada burung dan membuatnya kembali bersemangat dalam berkicau.
Namun, jika sudah diberikan banyak makanan berupa serangga untuk menurunkan gairah berkicau, seperti ulat bambu, tetapi murai masih belum mau berkicau, kemungkinan masalahnya disebabkan oleh alasan lain.
3. Kembang Bulu
Stres juga dapat menjadi alasan mengapa murai batu mengalami kembang bulu saat berada dalam sangkar. Umumnya, bulu-bulu di sekitar kepala burung akan mengembang, dan burung tersebut tampak tidak berperilaku normal.
Murai yang mengalami kembang bulu juga dapat disebabkan oleh alasan lain, seperti:
- Cacingan
- Sakit
- Rangsangan berlebihan
- Suhu yang terlalu dingin
Selain itu, murai yang mengalami kembang bulu juga tidak akan membuka paruhnya banyak, kecuali ketika sedang mengalami tingkat stres yang tinggi, dan suara kicauannya tidak akan terdengar enak didengar.
4. Murai Menjadi Lesu
Ketika burung murai batu di rumah Kalian tampaknya tidak banyak bergerak, tak mau berpindah posisi saat dijemur, dan kurang bereaksi saat didekati, maka burung tersebut mungkin dalam kondisi lesu yang disebabkan oleh stress. Stress yang menjadikan murai lesu bisa juga disebabkan oleh kondisi sakit.
Ada berbagai macam penyakit yang dapat menyerang murai batu, mulai dari penyakit yang ringan hingga yang berbahaya. Beberapa contoh penyakit tersebut adalah cacingan, diare atau berak cair, tetelo, dan suara serak.
Jika memang kondisi stress murai batu disebabkan oleh suatu penyakit, segeralah mencari obat yang tepat sesuai dengan penyakit yang diidap. Jika tidak segera ditangani, kondisi murai batu bisa terus menurun sampai akhirnya terlambat diobati dan burung tidak dapat bertahan hidup.
5. Murai Sering Menabrak Sangkar
Ciri lain dari murai batu yang sedang stress adalah sering menabrak sangkar secara sengaja. Sebagian orang mungkin berpikir bahwa hal ini disebabkan oleh ukuran sangkar yang terlalu sempit. Namun, pada kenyataannya, murai batu yang sedang stress akan tetap menabrak sangkar meski telah dipindahkan ke sangkar yang lebih besar.
Selain itu, murai batu juga sering mencabuti bulunya sendiri. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada ekor murai batu. Berbeda dengan saat murai batu dalam proses mabung, bulu yang dicabuti secara sengaja akan sulit untuk tumbuh kembali.
6. Murai Tiba-tiba Menjadi Agresif
Dalam beberapa kasus, murai batu juga bisa tiba-tiba menjadi agresif saat sedang stress. Ironisnya, ciri ini justru menunjukkan bahwa penyebab stress pada murai batu tidak terlalu parah karena burung masih memiliki tenaga untuk bergerak.
Ketika menjadi agresif, murai batu yang biasanya jinak dan mudah dipegang tiba-tiba menjadi buas dan sering menyerang tangan Kalian. Selain itu, murai batu juga sering mencari cara untuk melarikan diri saat sedang diberi makan atau saat tangan Kalian berada di dalam sangkarnya.
Penyebab Murai Batu Stress
Setelah memahami Ciri-Ciri Murai Batu Stress nah sebenarnya, murai batu stress bisa disebabkan karena banyak hal. Berikut ini adalah beberapa penyebab yang paling umum :
- Sangkar Pernah Jatuh
Jika sangkar tempat murai batu tinggal pernah jatuh atau terbanting, hal tersebut dapat menyebabkan trauma pada burung tersebut. Rasa takut dan cemas setelah insiden tersebut dapat menjadi penyebab stres. - Serangan Hewan Liar
Jika murai batu pernah mengalami serangan dari hewan liar seperti kucing atau ular, trauma tersebut bisa menyebabkan stres yang berkepanjangan pada burung tersebut. - Adanya Hewan Predator di Sekitar Sangkar
Bahkan tanpa adanya kontak fisik, adanya hewan predator di sekitar sangkar bisa menciptakan rasa takut dan cemas pada burung, yang kemudian bisa menjadi stres. - Murai Sedang Sakit
Seperti halnya manusia, jika murai batu sedang sakit, kondisi fisiknya yang tidak prima bisa membuatnya stres. - Murai Over Birahi
Keadaan ini terjadi ketika murai batu terlalu banyak dan terlalu sering berkicau. Kondisi over birahi ini membuat burung menjadi mudah lelah dan stres. - Pakan Habis atau Tidak Diganti dengan Yang Baru
Kurangnya makanan atau makanan yang tidak diganti secara teratur dapat membuat murai batu merasa tidak nyaman dan akhirnya stres. - Murai Jarang Dipegang
Jika pemilik jarang memegang atau berinteraksi dengan burung, murai batu bisa merasa diabaikan dan ini dapat menjadi penyebab stres. - Kalah Mental
Hal ini biasanya terjadi jika burung sering dikalahkan oleh burung lain atau merasa terancam oleh burung lain, hal ini bisa mempengaruhi mental burung dan menyebabkan stres.
Mengenali tanda-tanda stres pada burung adalah langkah penting dalam merawat murai batu. Jika anda mencurigai bahwa murai batu anda mungkin mengalami stres, sangat disarankan untuk segera mencari bantuan dari dokter hewan.
Cara Mengatasi Murai Batu Stres
Dengan melihat ciri-ciri dan penyebab yang telah disampaikan di atas, sekarang Kalian sudah mengerti penyebab murai batu Kalian tersebut mengalami stres dan menghindari hal-hal yang menjadi penyebab burung murai stres.
Setelah mengetahui Ciri-Ciri Murai Batu Stress, selanjutnya untuk mengatasi murai batu stres, bisa mengambil langkah dan melakukan perawatan pada burung peliharaan Kalian dengan tips ini.
1. Isolasi Murai Batu
Langkah pertama untuk mengembalikan murai batu yang mengalami stres menjadi normal adalah dengan memberikan lingkungan yang nyaman, bebas dari gangguan hewan, suara bising, dan jauh dari manusia.
Tempat yang cocok bagi murai batu yang mengalami stres adalah tempat yang sejuk dan nyaman, seperti teras rumah, halaman belakang rumah, atau tempat lainnya.
Selain itu, hindari menjaga murai batu bersama dengan burung petarung lainnya atau murai batu lain, namun Kalian masih dapat menjaga burung-burung berukuran kecil lainnya.
2. Terapi Air Mengalir
Saat menjaga burung di tempat yang sejuk dan nyaman, berikan terapi air mengalir untuk mempercepat proses pemulihan, seperti mendekatkan sangkar burung dengan air yang mengalir di akuarium atau mendekatkan sangkar burung dengan kolam.
Jika tidak ada akuarium atau kolam di sekitar Kalian, Kalian dapat mendengarkan suara terapi air mengalir melalui Mp3 sebagai alternatif terapi.
Pada dasarnya, suara air mengalir sangat disukai oleh burung kicauan dan dapat membantu relaksasi serta memulihkan burung yang stres menjadi sehat kembali.
3. Dekatkan dengan Betina
Untuk memulihkan mental murai batu yang stres, ada baiknya merangsang hasrat jantan dengan mendekatkannya dengan murai batu betina.
Kehadiran betina dapat meningkatkan hasrat jantan yang mengalami stres, sehingga secara bertahap akan membuatnya menjadi lebih rajin berkicau.
Setiap harinya, dekatkan murai batu jantan yang stres dengan murai batu betina selama 15 menit, kemudian pisahkan mereka kembali, dan ulangi langkah ini pada keesokan harinya.
4. Berikan Multivitamin
Pemberian multivitamin sangat disarankan untuk burung yang mengalami stres karena dapat meningkatkan energi burung, sehingga mereka menjadi segar dan bugar.
Namun, sebaiknya berikan multivitamin yang mengandung anti-stres, meskipun kebanyakan multivitamin telah mengandung zat tersebut.
Penutup
Demikianlah pembahasan duniaburung.id tentang Ciri-Ciri Murai Batu Stress. Sebagai pecinta dan penghobi burung kicauan, penting bagi kita untuk memahami berbagai gejala dan perilaku yang menunjukkan jika burung Murai Batu kita sedang dalam kondisi stress.
Memahami gejala-gejala tersebut tidak hanya membantu kita dalam memberikan perawatan yang tepat dan tepat waktu, tetapi juga dalam menjaga kesehatan dan kesejahteraan burung kesayangan kita. Jangan lupakan bahwa burung yang sehat adalah burung yang bahagia, dan burung yang bahagia akan menghasilkan suara kicauan yang indah dan merdu.
Mari kita bersama-sama belajar dan berusaha untuk menjadi pemilik yang lebih baik untuk Murai Batu kita. Selamat merawat, dan semoga burung Murai Batu Kalian selalu dalam kondisi prima dan sehat.